
1. Pengertian
Keanekaragaman Hayati
Ragam makhluk
hidup yang ada di bumi ini bermacam-macam.Setiap jenis makhluk hidup mempunyai
ciri-ciri tersendiri sehingga terbentuklah keanekaragaman makhluk
hidup.Keanekaragaman makhluk hidup disebut sebagai keanekaragaman hayati atau
biodiversitas.
Menurut konvensi
keanekaragaman hayati ialah keanekaragaman makhluk hidup dari semua sumber,
termasuk di antaranya daratan.
Keanekaragaman hayati yang ada di dunia ini meliputi berbagai variasi bentuk,
ukuran, jumlah (frekuensi), warna, dan sifat-sifat lain dari makhluk hidup.
2. Berbagai Tingkat Keanekaragaman
Hayati
Keanekaragaman
hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan, mulai dari organisme
tingkat rendah sampai tingkat tinggi. Misalnya dari organisme bersel satu
hingga organisme bersel banyak. Secara garis besar, keanekaragaman hayati
terbagi menjadi tiga tingkat, yaitu
keanekaragaman gen,
keanekaragaman spesies dan keanekaragaman ekosistem.
A. Keanekaragaman
Tingkat Gen
Setiap makhluk
hidup memiliki gen. Keanekaragaman gen
adalah variasi susunan gen dalam suatu makhluk hidup yang menimbulkan variasi
disebut varietas. Keanekaragaman gen dapat terjadi secara alami akibat
perkawinan seksual, maupun secara buatan dengan proses budidaya manusia.
Perhatikan Gambar 1. Keanekaragaman gen pada Bekicot (Achantina pudica) antara lain bentuk,
ukuran tubuh, warna dan pola
Gambar 1
Keanekaragaman Gen Pada Bekicot (Achantina
pudica)
(Sumber Campbell, 2010: 11)
B. Keanekaragaman
Tingkat Spesies
Keanekaragaman spesies
(species diversity) adalah suatu komunitas berbagai macam organisme berbeda
yang menyusun komunitas memiliki
dua komponen. Yang satu adalah kekayaan spesies (species richtness), jumlah spesies berbeda dalam komunitas, yang
lain adalah kelimpahan relatif (relative
abundance) spesies yang berbeda-beda, yaitu proporsi yang di representasikan
oleh masing-masing spesies dari seluruh individu dalam komunitas (Campbell
2010: 385)
(a)
(b)
Gambar 2. Keanekaragaman Spesies (a) Serai (Cymbopogon citratus), (b) Keladi (CaladiumVent.),
(c) Orang utan (Pongo pygmeus)
(Sumber
Koleksi Pribadi, 2014.
Campbell, 2012: 301)
C. Keanekaragaman
Tingkat Ekosistem
Ekosistem adalah semua
organisme pada daerah tertentu faktor-faktor abiotik yang berinteraksi dengan
organism, satu atau beberapa komunitas dan lingkungan fisik di sekitarnya.
Beranekaragam ekosistem di biosfer merupakan tingkat ketiga keanekaragaman
hayati (Campbell, 2010:406-433)
Gambar 3. Keanekaragaman Ekosistem
(Sumber Anonymus: 2013)
Tumbuhan di Indonesia
merupakan bagian dari daerah geografi tumbuhan Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya meliputi tumbuhan
yang hidup di Malesiana. Karena keanekaragamannya tinggi, maka
dapat dikatakan bahwa flora Malesiana merupakan sumber plasma nutfah.
Pada umumnya
hutan-hutan di Indonesia didominasi oleh tumbuhan dari familia Dipterocarpaceae
(tumbuhan biji bersayap), diantaranya meranti (Shorea sp).
Meranti terdapat di hutan:
ü
Kalimantan,
ü
Sumatra,
ü
Jawa,
ü
Sulawesi,
ü
Brunei, dan
ü
Malaysia.
Meranti dimanfaatkan
kayunya untuk bahan bangunan. Tumbuhan khas Malesiana yang terkenal adalah Rafflesia arnoldii. Parasit ini hidup
melekat pada akar atau batang tumbuhan pemanjat Tetrastigma. Penyebaran Rafflesia meliputi:
ü
Sumatera (Aceh, Bengkulu),
ü
Malaysia,
ü
Kalimantan, dan
ü
Jawa.
Didaerah ini juga
terdapat 30 jenis palem termasuk diantaranya salak liar (Salacca sp.). Akan tetapi, saat ini salak telah terdistribusi
keseluruh pelosok Malesiana.
Selain
jenis-jenis vegetasi tumbuhan yang telah disebutkan, flora di kawasan Indonesia
barat dan flora dikawasan Indonesia timur memiliki karakteristik tersendiri.
Karakteristik tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1.
Karakteristik Flora diKawasan Indonesia Bagian Barat
dan Kawasan Indonesia Bagian Timur.
No
|
Flora
di kawasan Indonesia Bagian Barat
|
Flora
di kawasan Indonesia Bagian Timur
|
1.
|
Jenis
pohon meranti-merantian sangat banyak (sekitar 350 jenis)
|
Jenis
meranti-merantian sedikit
(25 jenis)
|
2.
|
Terdapat
berbagai jenis rotan.
|
Tidak
terdapat berbagai jenis rotan
|
3.
|
Tidak
terdapat hutan kayu putih
|
Terdapat
hutan kayu putih
|
4.
|
Jenis
tumbuhan matoa (Pometia sp.)
sedikit
|
Terdapat
berbagai jenis tumbuhan matoa (Pometia
sp.) khususnya di Papua
|
5.
|
Jenis
tumbuhan sagu sangat sedikit
|
Banyak
terdapat jenis tumbuhan sagu
|
6.
|
Terdapat
berbagai jenis nangka (Artocarpus
sp.)
|
Tidak
terdapat jenis nangka
|
(Sumber: Aryulina, 2007:147)